tag:blogger.com,1999:blog-40600442024-03-05T21:39:35.826+08:00Ruang Cipta Nanang SuryadiDi sini tertuang gagasan tentang berbagai hal oleh Nanang Suryadi: artikel, esai, cerpen, ulasan sastraNanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-867225692013-03-15T18:15:00.000+08:002013-03-15T18:15:01.202+08:00Kemarau
Cerpen: Nanang Suryadi
Kemarau
Sebenarnya aku tak pernah ingin menceritakan ini kepadamu. Karena tak ingin engkau menangis. Hingga telaga dalam matamu menjadi asin. Seperti laut. Mungkin akan ada badai gelombang di situ. Biarlah, tak akan pernah kuceritakan. Agar telaga di matamu seperti dulu, sejuk bening tenang yang akan kukunjungi setiap kali aku terbakar kemarau
Aku menyimpan kemarau.Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-867225392013-03-15T18:14:00.000+08:002013-03-15T18:14:16.643+08:00ORANG-ORANG YANG MENYIMPAN API DALAM KEPALANYA
Oleh: Nanang Suryadi
ORANG-ORANG YANG MENYIMPAN API DALAM KEPALANYA
Dia, seorang anak muda yang tak mau disebut namanya, mencoba mempertanyakan hal-hal yang selama ini telah mapan, mungkin dapat disebut juga sebagai orang yang antikemapanan. Adakah telah merasuk dalam benak kepalanya apa yang disebut orang sebagai dekunstruksi (sebuah ajaran dalam wacana postmodernisme) dan ia latah Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-867224482013-03-15T18:13:00.000+08:002013-03-15T18:13:48.227+08:00SCB dan Pembaharuan Estetika Puisi (1)
Esei: Nanang Suryadi
SCB dan Pembaharuan Estetika Puisi (1)
Sutardji Calzoum Bachri (SCB) sering membanggakan tahun-tahun masa kreatifnya tahun 1970-an. Ujarnya, “Tahun 1970-an adalah masa paling semarak dalam ekplorasi kesenian. Bukan hanya sastra tetapi juga dalam bidang seni lainnya: tari, teater, seni rupa. Dalam puisi berbagai perambahan dan pembebasan dilakukan.”
Dengan mengacu Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-867223872013-03-15T18:12:00.000+08:002013-03-15T18:12:58.848+08:00Proses Kreatifku (1)
Esei: Nanang Suryadi
Proses Kreatifku (1)
Pada November 2002, buku kumpulan puisiku “Telah Dialamatkan Padamu” terbit. Berbeda dengan buku-buku kumpulan puisiku sebelumnya: “Sketsa”, “Sajak di Usia Dua Satu”, “Orang Sendiri Membaca Diri” serta “Silhuet Panorama dan Negeri Yang Menangis” --yang aku terbitkan dan cetak sendiri difotokopi atau dicetak offset, dengan jumlah paling banyak 200-an Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-867223402013-03-15T18:11:00.001+08:002013-03-15T18:11:46.915+08:00Proses Kreatifku (2)
Proses Kreatifku (2)
Di masa SMA, minatku terhadap dunia seni sastra semakin kuat. Di masa itu, aku mulai membaca karya-karya sastra dari majalah Hai, Kompas, Pikiran Rakyat dan Koran Mingguan Swadesi. Penulis-penulis seperti Gola Gong, Gus Tf, Acep Zamzam Noor, Soni Farid Maulana, Remi Novaris DM, dll, kerap aku jumpai tulisannya di majalah Hai. Ruang pertemuan kecil di Pikiran Rakyat yang Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-866975412013-03-15T18:11:00.000+08:002013-03-15T18:11:06.649+08:00Proses Kreatifku (3)
Proses Kreatifku (3)
Geli juga saat seseorang menyapaku sebagai penyair. Di lingkungan kampus, di antara teman-temanku, di antara lingkungan pergaulan yang lebih luas, mereka seringkali mnghubung-hubungkan aku dengan sastra, khususnya puisi. Dan mereka tak segan memanggilku: penyair. Entah mengapa. Mungkin mereka melihat aku demikian mencintai dunia yang satu ini. Dan aku memang sering Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-866973852013-03-15T18:09:00.001+08:002013-03-15T18:09:56.357+08:00Tujuh Musim Setahun, Waktu Mencari Makna Cinta
Esei: Nanang Suryadi
Tujuh Musim Setahun, Waktu Mencari Makna Cinta
Adakah daya tarik novel yang ditulis dari sudut pandang seorang perempuan yang bercerita tentang kaumnya? "Tujuh Musim Setahun", sebuah novel karya Clara Ng, mencoba membeberkan secara subtil mengenai orientasi manusia terhadap ruang dunia yang terus berubah, dari beragam pandangan yang berbeda. Di mana muatan ceritanya Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-866973182013-03-15T18:09:00.000+08:002013-03-15T18:09:00.633+08:00INTERAKSI SAJAK (1)
Esei: Nanang Suryadi
INTERAKSI SAJAK (1)
Sajak tercipta sebagai sebuah reaksi terhadap sesuatu hal yang menyentuh relung puitik seorang penyair. Sebenarnya tak ada yang mengharuskannya menuliskan pengalaman puitiknya itu menjadi sebuah karya. Ia bisa menyimpannya menjadi sebuah pengalaman individual, tak perlu orang lain tahu. Tapi, secara manusiawi banyak orang akan mengabarkan apa yang Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-866972862013-03-15T18:07:00.000+08:002013-03-15T18:07:22.781+08:00INTERAKSI SAJAK (2)
Esei: Nanang Suryadi
INTERAKSI SAJAK (2)
Keorisinalan gaya seringkali menjadi beban bagi penyair. Seakan-akan menjadi dosa besar ketika terlihat pengaruh orang lain dalam karyanya. Hal itu diperkukuh dengan vonis-vonis dari kritikus yang cenderung melihat pengaruh orang lain terhadap karya sang penyair sebagai sesuatu yang negatif.
Secara logis, pengaruh orang lain ke dalam karya Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-866972422013-03-15T18:06:00.000+08:002013-03-15T18:06:09.262+08:00INTERAKSI SAJAK (3)
INTERAKSI SAJAK (3)
Dalam beberapa bulan terakhir, sebagai redaktur puisi cybersastra.net, saya menemukan banyak kejutan-kejutan saat membaca sajak-sajak yang masuk. Ah, bikin mabuk, membaca semua sajak-sajak ini, bayangkan paling tidak 50 sajak setiap harinya, berapa waktu yang harus dicadangkan untuk membaca semuanya? Selain kejutan-kejutan itu, banyak juga ditemui sajak-sajak yang tak Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-866971942013-03-15T18:05:00.000+08:002013-03-15T18:05:17.527+08:00Beberapa Permasalahan Kritik Sastra Indonesia
Beberapa Permasalahan Kritik Sastra Indonesia
Dalam sebuah essaynya Saut Situmorang menyimpulkan sekaligus bertanya tentang krisis sastra Indonesia "Jadi apa yang terjadi di Indonesia sejak jaman Balai Pustaka sampai jaman Windows98 sekarang adalah krisis kritik sastra yang nampaknya belum ada tanda-tanda bakal berubah. Quo Vadis, kritik sastra Indonesia?" (1) Setelah membaca berbagai artikel Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-866971452013-03-15T18:04:00.000+08:002013-03-15T18:04:30.215+08:00IMPIAN SASTRA DI DUNIA CYBER
Perkembangan sastra Indonesia kita ke depan akan menemui kemungkinan-kemungkinan baru. Jika selama ini para sastrawan hanya menampilkan karyanya pada buku, majalah, koran yang berwujud kertas, maka saat ini kita bisa menemukan karya-karya mereka tersebar di media Internet, sebuah dunia maya, yang menghubungkan satu komputer dengan berjuta-juta komputer lainnya yang sangat mungkin di belahan Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-867226002013-03-15T18:01:00.000+08:002013-03-15T18:01:39.970+08:00Hujan Sore Hari
Cerpen: Nanang Suryadi
Hujan Sore Hari
Hujan yang turun sore hari, selalu mengingatkan aku padamu. Kau ingat tiktiknya bersama desau angin, demikian gaib, menghantarkan kita ke batas hari demikian cepat. Ah, aku tahu engkau kan segera mengatakan bahwa aku sangat tergila-gila kepada selarik puisi patah hati yang ditulis si mata merah itu: gerimis mempercepat kelam. Memang, senja tak seperti Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-874768542013-03-15T18:00:00.000+08:002013-03-15T18:00:21.724+08:00Ketika Tiga Anak Wayang Berpuisi
esai Nanang Suryadi
Ketika Tiga Anak Wayang Berpuisi
Pada Oktober 2002, Forum Kesenian Banten menerbitkan sebuah antologi puisi berjudul Dunia Wayang. Antologi ini memuat 36 puisi karya tiga penyair Banten: Asep GP, Ibnu PS Megananda, dan Ruby Ach. Baedhawy. Antologi ini diberi kata sambutan di halaman pembuka oleh Drs. Didi Supriadi, M.Pd.—kepala dinas pendidikan Propinsi Banten—, dan olehNanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-912627832013-03-15T17:58:00.000+08:002013-03-15T17:59:52.792+08:00Anak Rantau yang Menulis Rindu lewat Internet
Esei: Nanang Suryadi
Anak Rantau yang Menulis Rindu lewat Internet
(Catatan bagi Ilusiminimalis Heri Letief)
Membaca sejumlah sajak Heri Latief dalam buku Ilusiminimalis yang terbit di akhir Februari 2003, semacam membaca buku catatan harian selama 3 tahun (2001-2003). Di situ kita dapat menemukan bagaimana perasaan sang penyair di saat jauh dari Tanah Air. Juga dapat ditemukan bagaimana Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-74639768621098111712013-03-15T17:56:00.000+08:002013-03-15T17:59:17.561+08:00Terbit! Buku Puisi: Cinta, Rindu & Orang-orang yang Menyimpan Api dalam Kepalanya
Puisi-puisi Nanang Suryadi ini bisa hadir membawa wajah Indonesia yang tidak dibungkus dengan kepalsuan dan tipu daya. (Asep Sambodja, Penyair, Dosen FIB UI)
Membaca dan memaknai puisi Nanang Suryadi yang sangat produktif dan kreatif memerlukan waktu dan bekal yang tak sedikit. (Cunong Nunuk Suraja, Dosen FKIP, Universitas Ibn Khaldun)
Pada dekade 2000-an, di mana Nanang Suryadi masuk di Nanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4060044.post-83476649198583674572010-12-26T11:40:00.000+08:002013-03-15T17:59:17.562+08:00FENOMENA SASTRA INDONESIA MUTAKHIR: KOMUNITAS DAN MEDIAOleh: Nanang Suryadi
Komunitas Sastra
Meneropong sastra Indonesia mutakhir, tidak cukup hanya berbicara perkembangan satu dua tahun terakhir. Walaupun mungkin selama setahun dua tahun terakhir ada suatu perkembangan hebat yang terjadi. Fenomena komunitas sastra, misalnya, sebenarnya bukan merupakan hal yang baru di jagad sastra Indonesia. Lebih dari sepuluh tahun lalu Komunitas Sastra IndonesiaNanang Suryadihttp://www.blogger.com/profile/12771301702436316188noreply@blogger.com